Silver Queen yang lahir pada tahun 1950 ini
selalu berhasil menduduki posisi sebagai market leader dalam pasar domestik. Oh
iya, Anda tahu Silver Queen ini berasal dari mana? Amerika? Swiss? Atau Belgia?
Bukan! Silver Queen ini merupakan brand lokal yang lahir di kota kembang alias
Bandung. Percaya? Mungkin banyak orang mengira Silver Queen ini sebagai brand
internasional karena namanya yang kebarat-baratan. Tapi, pemilihan nama ini
memang sengaja dibuat secara internasional agar memilki kesan berkualitas dan
dapat bersaing dengan brand-brand global yang berasal dari berbagai belahan
dunia. Penguasa industry coklat dunia umumnya berasal dari Eropa atau Amerika,
tapi untuk di Indonesia, kekuatan Silver Queen mampu mengalahkan brand-brand
internasional yang terbilang berkelas. Wooow!
Coklat Silver Queen ini memang tidak pernah absen dalam melakukan upaya
pemasaran. Sejak dulu, segmen pasar yang dibidik adalah kaum remaja. Hal ini
dapat kita lihat dari iklan-iklan yang selalu menonjolkan kehidupan remaja yang
terkesan fun. Untuk segmen remaja, Silver Queen pun dapat dikatakan
lebih terjangkau dalam segi harga dibandingkan merek-merek internasional yang
menjadi market leader dunia yang harganya bisa mencapai dua kali lipat dari
brand Silver Queen.
Kunci
lain dari keberhasilan Silver Queen, dapat kita lihat dalam hal distribusi.
Produk Silver Queen sangat mudah ditemui, mulai dari retail-retail modern
hingga warung-warung yang dekat dengan pemukiman warga di wilayah perkotaan
maupun pedesaan.
Program
komunikasi yang dilakukan Silver Queen sangat konsisten. Mereka tetap mampu
berada di lini depan karena persepsi dan citranya selalu dijaga. Edukasi yang
dilakukan pun tetap sesuai dengan positioningnya sebagai coklat yang bertema
santai dan selalu konsisten dalam menyasar kaum remaja sebagai target pasarnya
dengan mengusung tagline “santai belum lengkap tanpa Silver Queen”.
Dari
tahun ke tahun, Silver Queen tidak pernah absen untuk mengiklankan produknya di
televisi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga awareness dan loyalitas konsumen.
Selain itu, Silver Queen pun pernah mengadakan promo-promo dengan berbagai
hadiah, salah satunya berhadiah mobil. Menghadapi momen valentine bulan
Februari ini, Silver Queen tidak absen untuk memberikan insentif untuk para
konsumennya. Mereka mengadakan scrapbook contest yang berhadiah voucher pizza
original regular PHD, Silver Queen valentine card, dan hadiah romantis lainnya.
Konsistensi
Silver Queen memang patut kita contoh. Dengan upaya keras dan sungguh-sungguh,
sebuah brand lokal akan mampu mendunia. Kreativitas dalam segi produk dan
pemasaran pun perlu menjadi fokus dalam proses brand building sehingga
loyalitas konsumen dapat terjaga di tengah gempuran pemain asing dan lokal yang
semakin banyak bermunculan.
Profil pengusaha PT CERES
Keluarga Chuang, yang asli Garut, Jawa Barat, bukanlah
keturunan Cina seperti yang disangka banyak orang, melainkan dari Birma.
Keluarga ini terdiri dari lima bersaudara. Dua wanita tercatat sebagai
Komisaris perusahaan dan tiga lelaki sebagai pengendali perusahaan, yaitu Jhon,
Joseph, dan William.
JHON CHUANG TIONG CHOON
Jhon Chuang
adalah anak tertua dari lima bersaudara putra-putri mendiang M.C. Chuang. MBA
dari Cranfield Business School ini adalah sosok yang menjadi motor utama
sekaligus patron bisnis keluarganya, terlebih setelah M.C. Chuang mangkat di
awal 1990-an. Lahir hanya beberapa tahun sebelum sang ayah mulai merintis
bisnis cokelat di Garut, Jhon mengantar Petra Foods bertransformasi menjadi
pabrikan dan pemasok pemain cocoa ingredients nomor 3 di dunia dengan
menjangkau lebih dari 30 negara. Di Petra Foods, jabatan Jhon adalah CEO Grup.
Pada 1979-83 menjadi Vice Chairman Bank of California dan
Presiden Wardley Development Inc., California. Saat kembali pada 1984, dia
mendirikan Petra Foods.
Udja, 58 tahun,
seorang karyawan PT Ceres. Tiga tahun lalu ia pensiun setelah mengabdi lebih
dari 30 tahun. Kemudian permintaan majemen Ceres, dia diperkerjakan kembali
sebagai konsultan mesin, yang kontraknya berakhir Agustus 2008. ”Pak Jhon
pernah bilang,’kamu, selama masih semangat, jangan berpikir untuk berhenti.
Teruslah bergabung bersama.’ Karena itulah saya bekerja berhati-hati jangan
sampai mengecewakan,” kata Udja yang memeriksa mesin pabrik Ceres Di Filiphina
yang merupakan pabrik pertama keluarga Chuang di luar negeri.
Di keluarga
Chuang, pemutusan hubungan kerja diharamkan terjadi. Salah satu filosofi
keluarga Chuang adalah jangan pernah mengeluarkan karyawan kecuali karena dua
hal : mati dan mencuri.
PT Ceres di Jalan Mohd. Toha 94, Bandung bersuasana
minimalis, yang didominasi warna krem dan putih, menempati lahan seluas lebih
dari 10 hektar yang terus diperluas sejak 1970-an ketika Ceres masih hanya
pabrik kecil satu lantai. Disepanjang jalan tersebut hanya mereka
yang bergerak di industri makanan. Yang lainnya hanya pabrik tekstil.
JOSEPH CHUANG
Joseph lebih
banyak bermarkas di Cibitung. Di Petra Foods, jabatan Joseph adalah Presdir
Divisi Branded Consumer yang mengendalikan operasional bisnis di Indonesia.
Joseph sangat diandalkan oleh sang kakak mengurusi bisnis bermerek : Silver
Queen, Meises Ceres, dsb, yang menyasar ke sektor ritel, terutama modern trade
yang bernaung di PT Ceres. Joseph dikenal sebagai orang yang luwes dalam melobi
untuk mempertahankan sekaligus meluaskan penetrasi produk-produknya. Hubungan
dengan distributor betul-betul dijaga oleh Joseph sehingga terjalin kemitraan
yang erat. Ia rajin menghubungi para distributor, memompa semangat mereka.
Joseph sempat
menjadi President Mc-Coa Inc., Filipina, 1980-83. dia bergabung dengan PT
Perusahaan Industri Ceres pada 1984.
Lantaran jarang
datang dan penampilan mereka yang sederhana, banyak karyawan di Bandung yang
tak kenal mereka. Di samping ketika ada rapat yang sesekali diadakan di
Bandung, ketiga kakak-beradik biasanya berkumpul saat ulang tahun Ceres, 20
Januari. Pada perayaan tersebut, seluruh keluarga dan relasi turut hadir.
WILLIAM CHUANG TIONG KIE
William adalah adik terkecil. Operasioanal di Bandung lebih
banyak diserahkan ke William. Berperawakan lebih gemuk dibandingkan
kakak-kakaknya. William menjabat COO Divisi Branded Consumer di Petra
Foods. Namun, oleh Jhon ia juga ditagasi mengurus bisnis cokelat
untuk kalangan korporasi.
William selulus dari California State University Long Beach
tahun 1984 sempat menjadi Analis Finansial W.R.Grace (New York), 1984-85 .
setelah itu, diusia 26 tahun dia bergabung bersama Ceres sebagai penasihat
teknis.
Seperti abang-abangnya, William adalah orang yang murah
senyum. Penampilannyapun sederhana, kerap menggunakan kemeja
biasa yang dipadupadankan dengan celana pantolan.
Ketiganya
memiliki karakter yang khas, yang lebih terkesan sebagai pembagian tugas.
Dengan sikapnya yang lugas, Jhon adalah ahli strategi dalam keluarga. Joseph
lebih bersikap sebagai motivator dan pemasar. Sementara William lebih sebagai
orang yang mengurusi aspek operasional.
Kendati ada
pembagian tugas, ada salah satu budaya perusahaan yang menyatukan mereka :
Window Shopping ide-ide bisnis dan pengembangan produk. Dalam setahun, mereka
akan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Sambil piknik, sambil liburan, mereka
mewajibkan pulangnya harus membawa oleh-oleh produk yang inspiratif untuk
dibedah tim riset & pengembangan (R & D). Selain dibedah, produk yang
mereka beli terkadang juga dijadikan mitra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar