Minggu, 30 November 2014

tulisan kedua




 

 Silver Queen yang lahir pada tahun 1950 ini selalu berhasil menduduki posisi sebagai market leader dalam pasar domestik. Oh iya, Anda tahu Silver Queen ini berasal dari mana? Amerika? Swiss? Atau Belgia? Bukan! Silver Queen ini merupakan brand lokal yang lahir di kota kembang alias Bandung. Percaya? Mungkin banyak orang mengira Silver Queen ini sebagai brand internasional karena namanya yang kebarat-baratan. Tapi, pemilihan nama ini memang sengaja dibuat secara internasional agar memilki kesan berkualitas dan dapat bersaing dengan brand-brand global yang berasal dari berbagai belahan dunia. Penguasa industry coklat dunia umumnya berasal dari Eropa atau Amerika, tapi untuk di Indonesia, kekuatan Silver Queen mampu mengalahkan brand-brand internasional yang terbilang berkelas. Wooow!
                Coklat Silver Queen ini memang tidak pernah absen dalam melakukan upaya pemasaran. Sejak dulu, segmen pasar yang dibidik adalah kaum remaja. Hal ini dapat kita lihat dari iklan-iklan yang selalu menonjolkan kehidupan remaja yang terkesan fun. Untuk segmen remaja, Silver Queen pun dapat dikatakan lebih terjangkau dalam segi harga dibandingkan merek-merek internasional yang menjadi market leader dunia yang harganya bisa mencapai dua kali lipat dari brand Silver Queen.
Kunci lain dari keberhasilan Silver Queen, dapat kita lihat dalam hal distribusi. Produk Silver Queen sangat mudah ditemui, mulai dari retail-retail modern hingga warung-warung yang dekat dengan pemukiman warga di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Program komunikasi yang dilakukan Silver Queen sangat konsisten. Mereka tetap mampu berada di lini depan karena persepsi dan citranya selalu dijaga. Edukasi yang dilakukan pun tetap sesuai dengan positioningnya sebagai coklat yang bertema santai dan selalu konsisten dalam menyasar kaum remaja sebagai target pasarnya dengan mengusung tagline “santai belum lengkap tanpa Silver Queen”.
Dari tahun ke tahun, Silver Queen tidak pernah absen untuk mengiklankan produknya di televisi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga awareness dan loyalitas konsumen. Selain itu, Silver Queen pun pernah mengadakan promo-promo dengan berbagai hadiah, salah satunya berhadiah mobil. Menghadapi momen valentine bulan Februari ini, Silver Queen tidak absen untuk memberikan insentif untuk para konsumennya. Mereka mengadakan scrapbook contest yang berhadiah voucher pizza original regular PHD, Silver Queen valentine card, dan hadiah romantis lainnya.
Konsistensi Silver Queen memang patut kita contoh. Dengan upaya keras dan sungguh-sungguh, sebuah brand lokal akan mampu mendunia. Kreativitas dalam segi produk dan pemasaran pun perlu menjadi fokus dalam proses brand building sehingga loyalitas konsumen dapat terjaga di tengah gempuran pemain asing dan lokal yang semakin banyak bermunculan.

Profil pengusaha PT CERES
Keluarga Chuang, yang asli Garut, Jawa Barat, bukanlah keturunan Cina seperti yang disangka banyak orang, melainkan dari Birma. Keluarga ini terdiri dari lima bersaudara. Dua wanita tercatat sebagai Komisaris perusahaan dan tiga lelaki sebagai pengendali perusahaan, yaitu Jhon, Joseph, dan William.
 
JHON CHUANG TIONG CHOON
Jhon Chuang adalah anak tertua dari lima bersaudara putra-putri mendiang M.C. Chuang. MBA dari Cranfield Business School ini adalah sosok yang menjadi motor utama sekaligus patron bisnis keluarganya, terlebih setelah M.C. Chuang mangkat di awal 1990-an. Lahir hanya beberapa tahun sebelum sang ayah mulai merintis bisnis cokelat di Garut, Jhon mengantar Petra Foods bertransformasi menjadi pabrikan dan pemasok pemain cocoa ingredients nomor 3 di dunia dengan menjangkau lebih dari 30 negara. Di Petra Foods, jabatan Jhon adalah CEO Grup.
Pada 1979-83 menjadi Vice Chairman Bank of California dan Presiden Wardley Development Inc., California. Saat kembali pada 1984, dia mendirikan Petra Foods.
Udja, 58 tahun, seorang karyawan PT Ceres. Tiga tahun lalu ia pensiun setelah mengabdi lebih dari 30 tahun. Kemudian permintaan majemen Ceres, dia diperkerjakan kembali sebagai konsultan mesin, yang kontraknya berakhir Agustus 2008. ”Pak Jhon pernah bilang,’kamu, selama masih semangat, jangan berpikir untuk berhenti. Teruslah bergabung bersama.’ Karena itulah saya bekerja berhati-hati jangan sampai mengecewakan,” kata Udja yang memeriksa mesin pabrik Ceres Di Filiphina yang merupakan pabrik pertama keluarga Chuang di luar negeri.
Di keluarga Chuang, pemutusan hubungan kerja diharamkan terjadi. Salah satu filosofi keluarga Chuang adalah jangan pernah mengeluarkan karyawan kecuali karena dua hal : mati dan mencuri.
PT Ceres di Jalan Mohd. Toha 94, Bandung bersuasana minimalis, yang didominasi warna krem dan putih, menempati lahan seluas lebih dari 10 hektar yang terus diperluas sejak 1970-an ketika Ceres masih hanya pabrik kecil satu lantai. Disepanjang jalan tersebut hanya mereka yang bergerak di industri makanan. Yang lainnya hanya pabrik tekstil.

JOSEPH CHUANG
Joseph lebih banyak bermarkas di Cibitung. Di Petra Foods, jabatan Joseph adalah Presdir Divisi Branded Consumer yang mengendalikan operasional bisnis di Indonesia. Joseph sangat diandalkan oleh sang kakak mengurusi bisnis bermerek : Silver Queen, Meises Ceres, dsb, yang menyasar ke sektor ritel, terutama modern trade yang bernaung di PT Ceres. Joseph dikenal sebagai orang yang luwes dalam melobi untuk mempertahankan sekaligus meluaskan penetrasi produk-produknya. Hubungan dengan distributor betul-betul dijaga oleh Joseph sehingga terjalin kemitraan yang erat. Ia rajin menghubungi para distributor, memompa semangat mereka.
Joseph sempat menjadi President Mc-Coa Inc., Filipina, 1980-83. dia bergabung dengan PT Perusahaan Industri Ceres pada 1984.
Lantaran jarang datang dan penampilan mereka yang sederhana, banyak karyawan di Bandung yang tak kenal mereka. Di samping ketika ada rapat yang sesekali diadakan di Bandung, ketiga kakak-beradik biasanya berkumpul saat ulang tahun Ceres, 20 Januari. Pada perayaan tersebut, seluruh keluarga dan relasi turut hadir.

WILLIAM CHUANG TIONG KIE
William adalah adik terkecil. Operasioanal di Bandung lebih banyak diserahkan ke William. Berperawakan lebih gemuk dibandingkan kakak-kakaknya. William menjabat COO Divisi Branded Consumer di Petra Foods. Namun, oleh Jhon ia juga ditagasi mengurus bisnis cokelat untuk kalangan korporasi.
William selulus dari California State University Long Beach tahun 1984 sempat menjadi Analis Finansial W.R.Grace (New York), 1984-85 . setelah itu, diusia 26 tahun dia bergabung bersama Ceres sebagai penasihat teknis.
Seperti abang-abangnya, William adalah orang yang murah senyum. Penampilannyapun sederhana, kerap menggunakan kemeja biasa yang dipadupadankan dengan celana pantolan.
Ketiganya memiliki karakter yang khas, yang lebih terkesan sebagai pembagian tugas. Dengan sikapnya yang lugas, Jhon adalah ahli strategi dalam keluarga. Joseph lebih bersikap sebagai motivator dan pemasar. Sementara William lebih sebagai orang yang mengurusi aspek operasional.
Kendati ada pembagian tugas, ada salah satu budaya perusahaan yang menyatukan mereka : Window Shopping ide-ide bisnis dan pengembangan produk. Dalam setahun, mereka akan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Sambil piknik, sambil liburan, mereka mewajibkan pulangnya harus membawa oleh-oleh produk yang inspiratif untuk dibedah tim riset & pengembangan (R & D). Selain dibedah, produk yang mereka beli terkadang juga dijadikan mitra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar