PENDELEGASIAN WEWENANG
1.1 Pengertian Pendelegasian Wewenang
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu . Sedangkan
menurut Manulang, Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan
stafnya / bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang
bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepeda staf/bawahan
tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas tugas itu sebaik
baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegasikan
kepadanya .
1.2 Pandangan Wewenang Formal
Dua pandangan yang menjelaskan
wewenang formal (resmi):
1.
Pandangan klasik
(classical view)
Pandangan klasik mengenai wewenangan formal menerangkan bahwa
kewenangan pada dasarnya terlahir sebagai akibat adanya kewenangan yang lebih
tinggi dari kewenangan yang diberikan. Misalnya saja, seorang manager
mendapatkan kewenangan formal akibat adanya pemberian kewenangan dari pihak
yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi, misalnya saja direktur utama.
Seorang kapten dalam tradisi militer memiliki kewenangan formal untuk
memerintah para prajurit dikarnakan kewenangan tersebut diterimanya dari
seseorang yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi darinya, misalnya dari
jendral. Dengan demikian, kewenangan formal menurut pandangan klasik bersifat
pendekatan top-down, atau dari hierarki yang atas kehierarki yang lebih bawah.
2.
Pandangan penerimaan
(acceptance view)
Pandangan ke dua cenderung berbeda dengan padangan
yang pertama. Tidak setiap kewenangan yang bersifat top-down sertamerta akan
dijalankan oleh bawahan. Kadangkala kita mendapati apa yang diperintahkan oleh
atasan misalnya tidak dijalankan oleh bawahan. Hal tersebut barangkali bukan
disebabkan bahawa sang atasan tidak memiliki kewenangan, akan tetapi apa yang
kemudian dilakukan oleh atasan tidak dapat diterima oleh bawahan.Pandangan yang berdasarkan
penerimaan (acceptance view) memandang bahwa kewenang formal akan cenderung
dijalankan atau diterima oleh bawahan tergantung dari beberapa persyaratan. Persyaratan
tersebut bagaimana dikemukakan oleh Chester Barnard terdiri dari 4 hal, yaitu
(1) bawahan dapat memahami apa yang diinginkan atau dikomunikasikan oleh
pimpinan atau atasan; (2) pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan
apa yang diperintahkan atasannya, dia menyakini bahwa apa yang diperintahkan
konsisten atau tidak bertentangan dengan rencana pencapaian tujuan organisasi;
(3) pada saat sang bawahan memutuskan untuk menjalankan apa yang diperintahkan
oleh atasanya, dia menyakini bahwa apa yang diperintahkan konsisten mendukung
nilai, misi, ataupun motif pribadi atau kelompoknya; dan (4) sang bawahan mampu
secara mental maupun secara fisik menjalankan apa yang diperintahkannya. Berdasarkan
kedua pandangan ini bisa dikatakan bahwa tidak setiap kewenangan dapat mengubah
situasi kearah yang diinginkan. Berbagai jenis organisasi tentunya memiliki ke
khasannya sendiri, apakahcenderung mengikuti pandangan klasik atau pandangan yang
berdasarkan penerimaan. Hal tersebut sangan bergantung berbagai faktor
eksternal dan internal yang dihapadi oleh organisasi.
1.3 Wewenang Lini, Staf,
dan Fungsional
Organisasi adalah sekumpulan
dari beberapa orang yang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan bersama
.
Adapun terdapat beberapa macam
bentuk struktur organisasi yaitu :
1.
Struktur organisasi lini
2.
Struktur organisasi lini dan staf.
3.
Struktur organisasi fungsional.
1.
Organisasi Garis / Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap
bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk
lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua
dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi
Lini ini diciptakan oleh HenryFayol. Organisasi ini sering disebut organisasi
militer. Organisasi lini hanya dipakai dalam organisasi kecil . contohnya:
perbengkelan , kedai nasi , warteg , rukun tetangga .
Memiliki ciri-ciri :
o
Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung
dengan satu garis wewenang
o
Jumlah karyawan sedikit
o
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
o
Belum terdapat spesialisasi
o
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung
jawab penuh atas segala bidang
o
Struktur organisasi sederhana dan stabil
o
Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
o
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan dari struktur
organisasi lini adalah:
1) Orang-orang yang mempunyai kekuasaan bertanggung-jawab
dan terbuka.
2) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat.
3) Disiplin kerja yang mudah dikontrol
4) tingginya solidaritas diantara anggota
5) adanya kesempatan yang luas bagi para anggota untu dapat
mengembangkan bakatnya.
Kerugian dari struktur
organisasi ini adalah:
1) Tujuan organisasi sama, atau tujuan dari pihak-pihak
tertentu saja.
2) Pimpinan organisasi terkadang berbuat semaunya.
3) kelangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh
seseorang.
4) Kurang didalam pengembangan aktifitas pada setiap
anggota.
2. Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi
lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung
secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk
membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan
mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk
membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan
kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau
kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan
bawahan tidak secara langsung.
Memiliki ciri-ciri :
o
Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
o
Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
o
Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
o
Jumlah karyawan banyak
o
Organisasi besar, bersifat komplek
Keuntungan dari struktur
organisasi ini adalah:
1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini
dan kelompok staff.
2) Adanya pengembangan spesialisasi untuk para anggota.
3) Koordinasi didalam setiap bagian dapat diterapkan dengan
mudah.
Keburukan dari struktur
organisasi ini adalah:
1) Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui batas
kewenangannya.
2) Para pemimpin baik lini maupun staff sering mengabaikan
nasehat dan gagasan yang ada.
3) pemimpin dan karyawan yang kebanyakan tidak saling
mengenal.
3.Organisasi dalam bentuk
fungsional
Organisasi
fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. yaitu suatu bentuk organisasi di mana
kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di
bawahnya dalam satuan bidang. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan
yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang
memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi
atasan tersebut .
Didalam
lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur
organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena
dapat memudahkan melakukan pengawasan .
Memiliki ciri-ciri :
o
Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
o
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
o
Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
o
Target-target jelas dan pasti
o
Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
Keuntungan dari struktur
organisasi ini adalah:
1) Adanya
pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik,
2) Dapat dicapai
tingkat spesialisasi yang baik.
3) Solidaritas
antar anggota yang tinggi.
4) Moral serta disiplin
keija yang tinggi.
5) Koordinasi
antara anggota berjalan dengan baik.
Keburukan dari struktur
organisasi ini adalah:
1) Insiatif
perseorangan sangat dibatasi.
2) Sulit untuk
melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu
bidang
1.4 Pola Pendelegasian
Wewenang
Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri
khusus yang harus dipahami oleh setiap orang. Ciri-ciri
khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pendelegasian yang menghasilkan bukanlah pendelegasian
pesuruh/babu "Jalankan ini, jalankan itu, lakukan ini, lakukan itu,
dsb." Pendelegasian
yang sebenarnya tidak berfokus pada prosedur- prosedur dan cara-cara yang
digunakan, tetapi terarah kepada upaya pencapaian sasaran/target dan hasil-hasilnya.
Prosedur
dapat ditetapkan dalam polis/suatu ketentuan, tetapi cara/metode harus dicari
sendiri dan dikembangkan oleh setiap pekerja.
2. Pendelegasian
yang menghasilkan adalah pendelegasian penatalayanan, yaitu pendelegasian yang
berwawasan serta bertujuan melayani. Aspek-aspek pendelegasian ini dikemukakan di bawah
ini.
a. Fokus pendelegasian adalah
hasil kerja yang diharapkan tercapai, dalam upaya menggapai sasaran/tujuan
akhir dari organisasi.
b. Pendelegasian dilaksanakan
dengan sikap hormat yang didasarkan atas penghargaan dan kesadaran terhadap
diri sendiri sebagai sesuatu yang "berharga", serta memerhatikan
harga diri dan kehendak bebas orang lain, di mana setiap pekerja dipandang
sebagai subjek, dan bukan objek kerja.
c. Pendelegasian yang
menghasilkan melibatkan harapan-harapan yang meliputi bidang berikut.
§
Menekankan pada
tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada waktu depan yang
telah ditentukan ("desired results").
Ø
Pendelegasian
menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan bagaimana
mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
Ø
Pendelegasian
memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban membuat/memberi
laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi
oleh pemimpin.
§
Pelaksanaannya
dilandasi pedoman/petunjuk ("guidelines") yang jelas, baik bagi tugas
maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-pedoman,
larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus bekerja/melakukan kewajibannya.
Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut.
§
Melibatkan
sumber-sumber daya ("resources") yang pasti. Pendelegasian menyatakan
(disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya, antara lain sumber
daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat dipakai seseorang
untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
§
Dinyatakan dengan
adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban ("responsibility" dan "accountability").
Pendelegasian menyatakan patokan yang akan digunakan untuk menilai
hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan adanya tanggung jawab dan
pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan dengan membuat/memberi pelaporan
pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi
oleh pemimpin.
§
Mempertimbangkan
risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki ("consequences").
Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik
maupun yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang
didelegasikan. Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang
dilakukan dengan meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang
telah dilakukan atau dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur,
ataukah malah sebaliknya.
1.5 Mengapa Delegasi
Diperlukan?
Delegasi
diperlukan disebabkan dalam suatu organisasi kita diharuskan untuk beradaptasi
dan menghadapi berbagai macam watak dan tingkah laku seseorang. Untuk itu,
pemahaman dalam masalah di atas diperlukan untuk menjalin kerjasama dalam
menjalankan suatu organisasi secara efektif dan efisien.Terkadang banyak orang
salah mengartikan posisi atau jabatannya dalam suatu organisasi yang tentunya
dapat merugikan orang lain. Hal ini dapat menimbulkan masalah antar individu
ataupun antar organisasi. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh kita,
sehingga kita dapat mengetahui batasan-batasan yang tidak dapat dilanggar serta
cara berkomunikasi dengan baik.Sehingga penyusun menyuguhkan berbagai macam hal
dalam berinteraksi dengan orang-orang di dalam suatu organisasi, serta hal-hal
seputar wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh setiap orang atau pemimpin
yang tentunya berbeda-beda cakupan luasnya.
Delegasi diperlukan agar :
§ Manajer
memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan menerima peningkatan tanggungjawab
dari tingkatan manajer yang tinggi.
§ Memberikan
keputusan yang lebih baik.
§ Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan
keputusan.
§ Melatih bawahan memikul tanggungjawab,
melakukan penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk
berinisiatif.
1.6 Manfaat dan Hambatan
Pendelegasian
Manfaat Pendelegasian Wewenang
1. Manajer memiliki banyak kesempatan untuk mencari dan
menerima peningkatan tanggungjawab dari tingkatan
manajer yang tinggi.
2. Memberikan keputusan yang lebih baik.
3. Pelimpahan yang efektif mempercepat pembuatan keputusan.
4. Melatih bawahan memikul tanggungjawab, melakukan
penilaian dan meningkatkan keyakinan diri serta kesediaan untuk berinisiatif .
Hambatan Pendelegasian Wewenang
a.Penyebab keengganan untuk
mendelegasikan wewenang adalah
1. Perasaan tidak aman. Manajer enggan mengambil resiko
untuk melimpahkan tugas atau mungkin takut kehilangan kekuasaan bila bawahannya
terlalu baik melaksanakan tugas.
2. Ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat
tak teratur dalam membuat perencanaan
3. Ketidak percayaan kepada bawahan.
4. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak
mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
b.Penyebab keengganan untuk
menerima pendelegasian wewenang adalah:
1. Perasaan tidak aman bagi bawahan untuk menghindari tanggungjawab
dan resiko.
2. Bawahan takut dikritik atau dihukum karena membuat
kesalahan.
3. Bawahan tidak mendapat cukup rangsangan untuk beban
tanggungjawab tambahan.
4. Bawahan kurang peracaya diri dan merasa tertekan bila
dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.
1.7 Delegasi Yang Efektif
Syarat Pendelegasian yang efektif
James F. Stoner, dkk
berpandangan bahwa ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi agar proses pendelegasian
dapat berjalan dengan efektif :
• Kesediaan manajer untuk memberikan kebebasan kepada
karyawan untuk menyelesaikan tugas yang
• Komunikasi terbuka antara manajer dan karyawan.
• Kemampuan manajer untuk menganalisi faktor-faktor seperti
sasaran organisasi, persyaratan tugas, dan kemampuan karyawan .
Persyaratan diatas sangat
penting untuk melaksanakan tugas pendelegasian secara efektif sebagai berikut :
1. Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan.
2. Keputusan siapa yang akan ditugaskan
3. Dukungan Sumber Daya
4. Tugas didelegasikan
5.Perlunya campur tangan.
6.Melakukan umpan balik.
Adapun pandangan lain mengenai
syarat pendelegasian yang efektif oleh Drs. Sutrisno :
a. Adanya kesediaan atau
keikhlasan atasan untuk memberikan pelimpahan.
Dengan kesediaan dan keikhlasan yang tulus akan menimbulkan
hubungan kejiwaan yang dekat antara atasan dan bawahan tersebut hal ini penting
dalam usaha menimbulkan perasaan rasa percaya di antara keduanya .
b. Tiap-tiap bawahan yang mendapat
pelimpahan harus mempertimbangkan kemampuannya.
Wewenang
yang diserahkan kepada bawahan harus sesuai dengan kemampuan bawahan. Di samping bawahan harus mengukur kemampuan sendiri,
atasan harus pula menimbang-nimbang kemampuan dalam hubungannya dengan wewenang
yang akan dilimpahkan, baik kemampuan jasmaniah maupun kemampuan rokhaniah . Dengan demikian
tidak akan terjadi wewenang yang dilimpahkan tidak sesuai dengan kemampuan bawahan,
sebab apabila tidak sesuai akan dapat menimbulkan resiko, yang pada akhirnya
juga akan ditanggung atasan bersangkutan.
c. Tugas dan wewenang yang
diserahkan harus jelas, bawahan mengerti keinginan atasan dengan adanya pelimpahan
itu .
Tugas,
wewenang demikian pula tanggung jawabnya harus dirumuskan dengan jelas.
Ketidakjelasan akan menimbulkan kesukaran-kesukaran dalam realisasinya, karena
tidak tahu arah atau batas-batas yang boleh dan tidak dapat dilakukan. Demikian pula
harus diketahui oleh bawahan kecenderungan dari pada keinginan-keinginan atasan
yang melimpahkan wewenang, demikian itu agar pelaksanaan tugas dan wewenang
mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh atasan.
d. Pelimpahan yang telah
diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan .
Setelah
pelimpahan dilakukan, atasan jangan selalu mencampurinya, lebih-lebih
mencampuri secara demonstratif yang demikian akan mengakibatkan keresahan jiwa
dan justru akan dapat mengakibatkan patah semangat bagi bawahan.
1.8 Prinsip-Prinsip
Pendelegasian
PRINSIP-PRINSIP DELEGASI
Prinsip-prinsip klasik yang
dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif adalah:
1.
Prinsip saklar
Menyatakan harus ada garis otoritas yang jelas yang menghubungkan
tingkat paling tinggi dengan tingkat paling bawah. Garis otoritas yang jelas ini memudahkan anggota
organisasi untuk mengetahui :
a. kepada siapa dia dapat mendelegasikan
b. siapa yang dapat melimpahkan wewenang kepadanya
c. kepada siapa dia bertanggungjawab
Dalam proses penyusunan garis
otoritas diperlukan kelengkapan pendelegasian wewenang, yaitu semua tugas yang
diperlukan dibagi habis. Hal ini digunakan untuk menghindari:
a. gaps, yaitu tugas-tugas yang
tidak ada penangung jawabnya
b. overlaps, yaitu tanggung
jawab untuk satu tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu
c. splits, yaitu tanggung jawab
atas tugas yang sama diberikan kepada lebih dari satu-satuan
2. Prinsip kesatuan perintah
(unity of command)
Menyatakan
setiap orang dalam organisasi harus melapor pada satu atasan. Melapor pada
lebih dari satu orang akan menyulitkan seseorang untuk mengetahui kepada siapa
ia harus bertanggung jawab dan perintah siapa yang harus diikuti. Bertanggung
jawab kepada lebih dari satu atasan juga akan membuat bawahan dapat menghindari
tanggungjawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alasan banyaknya tugas
dari atasan lain.
3. Tanggung jawab, wewenang dan
akuntabilitas
Prinsip-prinsip ini menyatakan
bahwa:
a. dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien
b. masing-masing orang dalam organisasi dapat melaksanakan
tugas yang dibebankan
c. akuntanbilitas penerimaan tanggungjawab dan wewenang
Desentralisasi dan
Sentralisasi
2.1 Tantangan
Desentralisasi
Tantangan Desentralisasi yaitu:
Pertama, dibutuhkan komitmen
kuat dari daerah untuk mengembangkan standar nasional pendidikan. Hal ini sangat
penting untuk memenuhi tantangan pertumbuhan ekonomi yang makin pesat.
Kompetensi standar kelulusan akan melahirkan manusia- manusia yang unggul dari
daerah-daerah lain. Komitmen yang dimaksud adalah berupa alokasi anggaran yang
lebih besar untuk pengembangan mutu pendidikan melalui pemenuhan kebutuhan agar
standar pelayanan minimal mampu diimplementasi. Kedua, perubahan paradigma
pembangunan daerah dari fisik ke non fisik. Masih banyak diorientasikan ke
pembangunan fisik daripada investasi pembangunan dalam bidang sumber daya
manusia (non fisik). Hal ini dapat menimbulkan dampak kesenjangan sosial,
terutama bagi para pendidik atau tenaga kependidikan dengan para pegawai
kantoran. Dan perbedaan SDM yang dimiliki oleh para peserta didik dengan
pegawai- pegawai lain.
2.2 Sentralisasi Versus Desentralisasi
Sentralisasi
adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada
di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak
digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Desentralisasi
adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi
yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki
serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi .
2.3 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Desentralisasi
Faktor –faktor yang mempengaruhi
derajat desentralisasi adalah;
1.
Filsafat manajemen
ada sebagian manajemen yang di otokratik yang
menginginkan pengewasan pusat yang kuat.
2.
Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi
Bila keputusan di pegang oleh manajemen puncak,
maka organisasi tidak mungkin dapat berjalan dengan efisien dan efektif,karena
bila ada masalah yang mendesak harus lewat manajer puncak yang tentunya memakan
waktu yang lama, bagi organisasi yang besar cenderung akan memperbesar
desentralisasi dalam kegiatan.
3.
Strategi dan
lingkungan organisasi
Factor ini sangat penting sekali dalam ,menentukan
bentuk yang akan di ambil, yang selanjutnya akan mempengaruhi derajat
desentralisasi.
4.
Penyebaran geografis desentralisasi
Semakin menyebar geografis cenderung organisasi
menggunakan desentralisasi. Karena keputusan yang akan di ambil lebih baik bila
sesuai dengan lingkungan yang di hadapi.
5.
Tersedia peralatan pengawasan yang efektif
Bila peralatan yang tersedia berkurang, organisasi
cenderung menggunakan system sentralisasi. Karena sulit untuk memonitor semua
kegiatang yang ada. di organisasi tersebut.
6.
Keanekaragaman
produk dan jasa
Semakin jenis dan macam produk cenderung untuk
menggunakan system desentralisasi, sebaliknya semakin tidak beranekah produk
yang di hasilkan cenderung menggunakan sentralisasi
7.
Kateristik organisasi lainnya
Tergantung pada masing-masing organisasi yang
berhubungan dengan pembuatan keputusan, biaya dan lain sebagainya .
8.
Kwalitas manajer
Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer –
manajer yang berkwalitas , sebab harus memutuskan dan mengembil tindakkan
sendiri,
2.4 Keuntungan dan Kerugian Desentralisasi
Desentralisasi
adalah proses mentransfer dan menetapkan pengambilan keputusan otoritas untuk tingkat
yang lebih rendah dari hirarki organisasi. Dalam sebuah organisasi
desentralisasi, pengambilan keputusan telah dipindahkan ke tingkat yang lebih
rendah atau tingkatan organisasi, seperti divisi, cabang, departemen atau anak
perusahaan. Dalam struktur desentralisasi, pengambilan keputusan tersebar untuk
memasukkan lebih banyak manajer junior dalam hirarki, serta unit bisnis
individu atau lokasi perdagangan .
Kelebihan utama dan kerugian
dari pendekatan ini adalah:
Kelebihan :
·
Keputusan yang dibuat lebih dekat dengan
·
Lebih mampu merespon situasi lokal
·
Peningkatan tingkat layanan pelanggan
·
Konsisten dengan bertujuan untuk menyanjung hirarki
·
Cara yang baik untuk melatih dan mengembangkan manajemen
junior
·
Harus meningkatkan motivasi staf
Kekurangan :
·
Pengambilan keputusan tidak selalu "strategis"
·
Lebih sulit untuk memastikan praktik yang konsisten dan
kebijakan (pelanggan mungkin lebih suka konsistensi dari lokasi ke lokasi)
·
Mungkin beberapa disekonomis skala - misalnya duplikasi
peran
·
Siapa yang memberikan kepemimpinan yang kuat bila
diperlukan (misalnya dalam krisis)
·
Sulit untuk mencapai kontrol keuangan yang ketat - risiko
biaya-overruns
DAFTAR PUSTAKA
http://ayuagussari13.wordpress.com/2013/01/11/delegasi-yang-efektif/
http://oaththinking.blogspot.com/2011/02/delegasi-wewenang.html
http://kinalova.blogspot.com/2012/09/kelebihan-dan-kekurangan-sentralisasi_27.html
http://adisinopsis.blogspot.com/2012/09/kelebihan-dan-kekurangan-sentralisasi_27.html
Buku Pengantar Manajemen (Edisi Pertama), Penulis Ernie
Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah